Roh Allah sesungguhnya selalu ada dalam hati kita, bagi kita yang telah dibaptis dalam namaNya dan rohNya. Yohanes membaptis dengan air, tetapi Tuhan Yesus membaptis dengan Roh Kudus dan Api.
Hanya saja, seringkali kita yang tidak mengenalinya, khususnya saat kita masih hidup dalam dosa, dalam kegelapan, maka kita akan dibutakan, tidak dapat melihat terang yang ada dalam hati kita. Tuhan telah menyembunyikan diri dari keturunan Yakub, umat-Nya, tetapi saya percaya dan berharap kepada-Nya. (Yesaya 8:17) Yang diperlukan adalah kita percaya dan ada pengharapan iman, agar dapat melihatNya.
Selanjutnya ditegaskan apa penghalang komunikasi kita dengan Allah, ialah segala dosa kita. Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar (doamu). (Yesaya 59:2)
Dan ditegaskan oleh doa Tuhan Yesus, Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (Mat 11:25) Kita harus rendah hati dihadapanNya, melepaskan segala hal duniawi kita saat kita berdoa.
Saat kita masih hidup dalam dosa, kehadiran Tuhan tersembunyikan dari mata kita. Mata kita terkaburkan dan tidak melihatNya, walaupun Ia selalu hadir untuk kita. Roh Kudus selalu berseru-seru setiap kali kita agar kita tidak berbuat dosa, tetapi kita sering tidak menganggapnya, dan mengabaikannya. Kita sibuk akan urusan duniawi. SuaraNya hanya terdengar, kita tidak mendengarNya. Wajahnya hanya terlihat, tetapi mata hati kita tidak melihatNya.
Disaat kita telah sungguh-sungguh bertobat, kita telah dalam keadaan kudus dan bersih, dan iman kita percaya, maka kita akan dapat merasakan kehangatanNya, merasakan kehadirannNya, dan melihat terang cahaya wajahNya. Kita akan lebih mudah mendengar suaraNya. Semuanya itu adalah proses, dan lamanya untuk setiap orang berbeda, yang seorang bisa lebih cepat, bisa lebih lama dari yang lain, tergantung bagaimana keinginan hati kita, kesungguhan kita dalam mencariNya. Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. (Matius 13:16)
Hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan yang sangat pribadi, Caranya, prosesnya, komunikasinya, ialah sesuai dengan pengalaman rohani masing-masing, pengalaman hidup kita, sejak masa kecil kita sampai kita menjadi dewasa, yang memang sangat pribadi dan sangat personal. Ia mengasihi kita secara pribadi, Ia mengetahui segala hal yang kita lakukan, baik atau buruk, dan Ia tetap mengasihi kita. Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. (Yoh 15:9)
Kemudian Yakub berkata, “Saya telah bertemu muka dengan Allah, dan saya masih hidup.” Karena itu dinamakannya tempat itu Pniel. Nama ini bunyinya seperti kata Ibrani yang berarti “wajah Allah”. (Kejadian 32:30)
Kisah Yakub mengajarkan kepada kita bagaimana ia bertemu dengan Allah Bapa, yaitu dalam pergumulannya dengan Allah, di saat ia ketakutan yang amat sangat, saat akan bertemu dengan Esau yang akan membunuh dia. Dalam perjalanannya Yakub pergi menyendiri untuk berdoa memohan doa kepada Allah. Diceritakan saat itu ia pergi membawa seluruh keluarganya. Tetapi saat berdoa kepada Allah, ia pergi sendiri. Lalu ia bergumul dengan Allah, dan karena imannya, Yakub akhirnya diberkati dan mengenali bahwa dia bergumul dengan Allah, dan menyadari bahwa dia telah bertemu muka denganNya, maka bersukacitalah hatinya.
Roh Kudus sendiri sudah tinggal dalam diri kita sejak kita dibaptis, dan selalu ingin sekali bisa berkomunikasi dengan kita. Namun kitalah yang selalu ragu, sehingga sulit untuk dapat melihatNya, merasakanNya, menerimaNya. Daging kita lemah, pikiran duniawi kita yang sering menjauhkan kita dari Tuhan. Inilah pergumulan yang pasti akan kita alami seperti kisah Yakub sebelum dapat bertemu dengan Tuhan. Kita harus dapat mengalahkan semua yang menghalangi perjumpaan kita dengan Tuhan, yaitu dengan mengalahkan diri kita sendiri. Mengalahkan keinginan duniawi, keinginan daging, pikiran duniawi kita sendiri.
Pergilah menyendiri untuk berdoa dan bermeditasi dalam keheningan. Seperti yang Yakub alami, kita akan mengalami pergumulan, yaitu bergumul dengan pikiran kita sendiri yang melayang-layang, hati kita yang resah, rasa khawatir, takut dan rasa bersalah akan dosa-dosa yang kita lakukan, penderitaan dalam hidup, yang menghantui pikiran kita. Itulah yang ditunjukkan saat kita mulai bermeditasi membersihkan diri, dan kita harus mengalahkan itu semua dengan tekun berdoa, mohon bimbingan Roh Kudus, dan memohon ampun kepadaNya.
Berdoalah dalam keheningan untuk dapat merasakah kehadiran Allah. "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!" Mazmur (46:11) Bertekunlah terus dalam doa. Kita hanya perlu keheningan untuk dapat merasakan kehadiran Allah, hening dari segala pikiran yang menhantui kita dan berdiam diri. Tuhan Allah sendiri melalui RohNya yang akan membantu kita, menerangi hati kita yang gelap dengan Cahaya WajahNya, menuntun kita berjumpa denganNya, sampai akhirnya kita dapat mengenaliNya, melihat terangNya, dan mendapatkan Roh kebijaksanaan itu dariNya.
Yesus sendiri mengajarkan cara berdoa, "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah kedalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu". (Matius 6:6)
Demikian pula Yesus, selalu pergi sendiri ke tempat yang sunyi untuk berdoa, "Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa". (Lukas 5:16)
Kebijaksanaan itu tidak diketahui oleh dunia, tetapi Allah sudah menyediakannya untuk kebahagiaan kita sebelum dunia ini dijadikan. Tidak seorang pun dari penguasa-penguasa zaman ini yang tahu tentang kebijaksanaan itu. Sebab, seandainya mereka sudah mengetahuinya, tentu mereka tidak akan menyalibkan Tuhan yang mulia itu. Sebaliknya hal itu adalah seperti yang tertulis dalam Alkitab, “Apa yang tidak pernah dilihat atau didengar oleh manusia, dan tidak pernah pula timbul dalam pikiran manusia, itulah yang disediakan Allah untuk orang-orang yang mengasihi-Nya.” (I Korintus 2 6-9)
Di saat kita berada dalam keheningan, biarlah Roh Allah yang ada dalam diri kita berkerja, memberikan karunia Roh kebijaksanaan itu, sehingga kita dapat mendengarkan suaraNya, memahami firmanNya. Dalam ayat di atas dijelaskan memang Roh kebijaksanaan tidak diketahui oleh dunia, Allah hanya menyediakan bagi orang-orang yang telah dibaptis dalam namaNya dan RohNya, mencariNya, dan mengasihiNya.
Roh Kudus yang akan membukakan mata hati kita, sehingga kita akan ditunjukkan kebenaran, kita akan berbalik dari kegelapan dan melihat terang, dari kuasa setan kepada kuasa Allah. Engkau akan menunjukkan kebenaran kepada mereka. Mereka akan berbalik dari kegelapan kepada terang, dari kuasa setan kepada Allah. Dengan demikian, dosa mereka dapat diampuni. Mereka dapat ambil bagian bersama dengan orang yang telah menjadi umat Allah karena percaya kepada-Ku.’ (Kisah 26:18)
Kita pun akan lebih mudah mendengar dan memahami firman Tuhan. Roh kita akan haus akan FirmanNya. Dan gentarlah hati kita akan Allah Bapa. Firman Allah sungguh hidup dan bekerja lebih tajam daripada pedang bermata dua. Firman Allah menusuk sampai ke dalam dan memisahkan jiwa dari roh, sendi-sendi dari sumsum. Firman itu menghakimi pikiran dan perasaan dalam hati kita. Tidak ada di dunia ini yang dapat disembunyikan dari hadapan Allah. Ia dapat melihat semuanya dengan jelas. Semua hal terbuka bagi-Nya. Dan kepada-Nya kita harus bertanggung jawab. (Ibrani 4:12-13)
Untuk dapat mendapatkan karunia Roh Kudus dan dapat berkomunikasi denganNya dalam doa dan meditasi kita, juga telah diajarkan dalam Injil. Yakinlah, kamu harus menjadi seperti anak-anak. Jika tidak, kamu tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. (Matius 18:3)
Yesus mengajarkan kepada kita bagaiman seharusnya cara hati kita bersikap, bagaimana cara mengenali terang dalam hati kita. Caramu memandang oranglah menunjukkan siapa kamu. Jika kamu memandang orang dan kamu mau menolongnya, kamu akan penuh dengan terang (terang Simbol kebaikan dan kebenaran yang menunjukkan ciri-ciri Kerajaan Allah). Jika kamu memandang orang dengan maksud pribadi, kamu akan penuh dengan kegelapan. (Simbol dosa dan kejahatan yang menunjukkan ciri-ciri kerajaan setan). Dan jika pelita yang ada padamu sungguh-sungguh gelap, kamu mempunyai kegelapan yang luar biasa. (Matius 6:22-23) Jadi kebenaran adalah bukan saja dari apa yang kita lakukan, tetapi didasarkan pada niat batin dalam hati kita.
Kita harus mencariNya, datang kepada batu penjuru yang hidup, datang kepada Tuhan melalui keheningan meditasi kita. Berlakulah seperti bayi yang baru lahir, yang haus akan susu murni demi kebutuhan rohmu. Dengan meminum itu kamu akan bertumbuh dan diselamatkan. Kamu sudah merasakan kebaikan Tuhan. Datanglah kepada Tuhan Yesus, batu yang hidup itu. Batu itu ditolak oleh manusia, tetapi batu itu sangat berharga bagi Allah dan sudah dipilih-Nya. Kamu juga seperti batu-batu yang hidup. Allah memakai kamu untuk membangun bait rohani dan Dia telah membuat kamu imam kudus. Kudus Umat Allah adalah kudus karena mereka dimurnikan melalui Kristus dan mereka hanya kepunyaan Allah. Dengan bantuan Roh Kudus mereka menjaga dirinya dari dosa, dan hidup hanya untuk Allah. untuk memberikan kurban-kurbanKurban Persembahan atau pemberian kepada Allah. rohani kepada-Nya, yang akan diterima-Nya karena Yesus Kristus. (I Petrus 2:4-5)
Kita khususnya yang telah dewasa, dari pengalaman hidup kita, sering kali membawa kita kepada perasaan khawatir, rasa takut, dan penderitaan hidup yang membuat kita menjadi lebih sulit dalam proses meditasi ke tahap mendapatkan karunia Roh Kudus. Kita harus menjadi seperti bayi yang baru lahir, yang belum diracuni oleh hal-hal duniawi, agar mudah mendapatkan karunia-karunia Roh Kudus.
Dan kita dapat menjadi seperti para murid Yesus, yang dapat mendengar suaraNya, melihat terangNya, menjamahNya dengan nyata. Hubungan kita dengan Allah menjadi lebih dekat, dan Allah selalu menyertai hidup kita.
Kami memberitakan kepadamu tentang yang telah ada sejak sebelum dunia ada: Kami telah mendengarnya, kami telah melihatnya dengan mata kami sendiri, kami telah menyaksikannya, kami telah menjamahnya dengan tangan kami. Itulah Firman yang memberikan hidup. Hidup itu telah dinyatakan dan kami telah melihatnya. Kami bersaksi dan sekarang kami memberitakan tentang hidup yang kekal itu kepadamu. Hidup itu ada bersama-sama dengan Bapa, dan telah dinyatakan oleh Bapa kepada kami. Kami telah melihat dan mendengarnya dan kami memberitakannya kepadamu juga supaya kamu pun mempunyai hubungan yang erat dengan kami, karena hubungan kami adalah hubungan yang erat dengan Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus. Semuanya itu kami tuliskan kepadamu supaya sukacita kita menjadi sempurna. (I Yohanes 1:1-5)
Hanya saja, seringkali kita yang tidak mengenalinya, khususnya saat kita masih hidup dalam dosa, dalam kegelapan, maka kita akan dibutakan, tidak dapat melihat terang yang ada dalam hati kita. Tuhan telah menyembunyikan diri dari keturunan Yakub, umat-Nya, tetapi saya percaya dan berharap kepada-Nya. (Yesaya 8:17) Yang diperlukan adalah kita percaya dan ada pengharapan iman, agar dapat melihatNya.
Selanjutnya ditegaskan apa penghalang komunikasi kita dengan Allah, ialah segala dosa kita. Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar (doamu). (Yesaya 59:2)
Dan ditegaskan oleh doa Tuhan Yesus, Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (Mat 11:25) Kita harus rendah hati dihadapanNya, melepaskan segala hal duniawi kita saat kita berdoa.
Saat kita masih hidup dalam dosa, kehadiran Tuhan tersembunyikan dari mata kita. Mata kita terkaburkan dan tidak melihatNya, walaupun Ia selalu hadir untuk kita. Roh Kudus selalu berseru-seru setiap kali kita agar kita tidak berbuat dosa, tetapi kita sering tidak menganggapnya, dan mengabaikannya. Kita sibuk akan urusan duniawi. SuaraNya hanya terdengar, kita tidak mendengarNya. Wajahnya hanya terlihat, tetapi mata hati kita tidak melihatNya.
Disaat kita telah sungguh-sungguh bertobat, kita telah dalam keadaan kudus dan bersih, dan iman kita percaya, maka kita akan dapat merasakan kehangatanNya, merasakan kehadirannNya, dan melihat terang cahaya wajahNya. Kita akan lebih mudah mendengar suaraNya. Semuanya itu adalah proses, dan lamanya untuk setiap orang berbeda, yang seorang bisa lebih cepat, bisa lebih lama dari yang lain, tergantung bagaimana keinginan hati kita, kesungguhan kita dalam mencariNya. Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. (Matius 13:16)
Hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan yang sangat pribadi, Caranya, prosesnya, komunikasinya, ialah sesuai dengan pengalaman rohani masing-masing, pengalaman hidup kita, sejak masa kecil kita sampai kita menjadi dewasa, yang memang sangat pribadi dan sangat personal. Ia mengasihi kita secara pribadi, Ia mengetahui segala hal yang kita lakukan, baik atau buruk, dan Ia tetap mengasihi kita. Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. (Yoh 15:9)
Kemudian Yakub berkata, “Saya telah bertemu muka dengan Allah, dan saya masih hidup.” Karena itu dinamakannya tempat itu Pniel. Nama ini bunyinya seperti kata Ibrani yang berarti “wajah Allah”. (Kejadian 32:30)
Kisah Yakub mengajarkan kepada kita bagaimana ia bertemu dengan Allah Bapa, yaitu dalam pergumulannya dengan Allah, di saat ia ketakutan yang amat sangat, saat akan bertemu dengan Esau yang akan membunuh dia. Dalam perjalanannya Yakub pergi menyendiri untuk berdoa memohan doa kepada Allah. Diceritakan saat itu ia pergi membawa seluruh keluarganya. Tetapi saat berdoa kepada Allah, ia pergi sendiri. Lalu ia bergumul dengan Allah, dan karena imannya, Yakub akhirnya diberkati dan mengenali bahwa dia bergumul dengan Allah, dan menyadari bahwa dia telah bertemu muka denganNya, maka bersukacitalah hatinya.
Roh Kudus sendiri sudah tinggal dalam diri kita sejak kita dibaptis, dan selalu ingin sekali bisa berkomunikasi dengan kita. Namun kitalah yang selalu ragu, sehingga sulit untuk dapat melihatNya, merasakanNya, menerimaNya. Daging kita lemah, pikiran duniawi kita yang sering menjauhkan kita dari Tuhan. Inilah pergumulan yang pasti akan kita alami seperti kisah Yakub sebelum dapat bertemu dengan Tuhan. Kita harus dapat mengalahkan semua yang menghalangi perjumpaan kita dengan Tuhan, yaitu dengan mengalahkan diri kita sendiri. Mengalahkan keinginan duniawi, keinginan daging, pikiran duniawi kita sendiri.
Pergilah menyendiri untuk berdoa dan bermeditasi dalam keheningan. Seperti yang Yakub alami, kita akan mengalami pergumulan, yaitu bergumul dengan pikiran kita sendiri yang melayang-layang, hati kita yang resah, rasa khawatir, takut dan rasa bersalah akan dosa-dosa yang kita lakukan, penderitaan dalam hidup, yang menghantui pikiran kita. Itulah yang ditunjukkan saat kita mulai bermeditasi membersihkan diri, dan kita harus mengalahkan itu semua dengan tekun berdoa, mohon bimbingan Roh Kudus, dan memohon ampun kepadaNya.
Berdoalah dalam keheningan untuk dapat merasakah kehadiran Allah. "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!" Mazmur (46:11) Bertekunlah terus dalam doa. Kita hanya perlu keheningan untuk dapat merasakan kehadiran Allah, hening dari segala pikiran yang menhantui kita dan berdiam diri. Tuhan Allah sendiri melalui RohNya yang akan membantu kita, menerangi hati kita yang gelap dengan Cahaya WajahNya, menuntun kita berjumpa denganNya, sampai akhirnya kita dapat mengenaliNya, melihat terangNya, dan mendapatkan Roh kebijaksanaan itu dariNya.
Yesus sendiri mengajarkan cara berdoa, "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah kedalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu". (Matius 6:6)
Demikian pula Yesus, selalu pergi sendiri ke tempat yang sunyi untuk berdoa, "Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa". (Lukas 5:16)
Kebijaksanaan itu tidak diketahui oleh dunia, tetapi Allah sudah menyediakannya untuk kebahagiaan kita sebelum dunia ini dijadikan. Tidak seorang pun dari penguasa-penguasa zaman ini yang tahu tentang kebijaksanaan itu. Sebab, seandainya mereka sudah mengetahuinya, tentu mereka tidak akan menyalibkan Tuhan yang mulia itu. Sebaliknya hal itu adalah seperti yang tertulis dalam Alkitab, “Apa yang tidak pernah dilihat atau didengar oleh manusia, dan tidak pernah pula timbul dalam pikiran manusia, itulah yang disediakan Allah untuk orang-orang yang mengasihi-Nya.” (I Korintus 2 6-9)
Di saat kita berada dalam keheningan, biarlah Roh Allah yang ada dalam diri kita berkerja, memberikan karunia Roh kebijaksanaan itu, sehingga kita dapat mendengarkan suaraNya, memahami firmanNya. Dalam ayat di atas dijelaskan memang Roh kebijaksanaan tidak diketahui oleh dunia, Allah hanya menyediakan bagi orang-orang yang telah dibaptis dalam namaNya dan RohNya, mencariNya, dan mengasihiNya.
Roh Kudus yang akan membukakan mata hati kita, sehingga kita akan ditunjukkan kebenaran, kita akan berbalik dari kegelapan dan melihat terang, dari kuasa setan kepada kuasa Allah. Engkau akan menunjukkan kebenaran kepada mereka. Mereka akan berbalik dari kegelapan kepada terang, dari kuasa setan kepada Allah. Dengan demikian, dosa mereka dapat diampuni. Mereka dapat ambil bagian bersama dengan orang yang telah menjadi umat Allah karena percaya kepada-Ku.’ (Kisah 26:18)
Kita pun akan lebih mudah mendengar dan memahami firman Tuhan. Roh kita akan haus akan FirmanNya. Dan gentarlah hati kita akan Allah Bapa. Firman Allah sungguh hidup dan bekerja lebih tajam daripada pedang bermata dua. Firman Allah menusuk sampai ke dalam dan memisahkan jiwa dari roh, sendi-sendi dari sumsum. Firman itu menghakimi pikiran dan perasaan dalam hati kita. Tidak ada di dunia ini yang dapat disembunyikan dari hadapan Allah. Ia dapat melihat semuanya dengan jelas. Semua hal terbuka bagi-Nya. Dan kepada-Nya kita harus bertanggung jawab. (Ibrani 4:12-13)
Untuk dapat mendapatkan karunia Roh Kudus dan dapat berkomunikasi denganNya dalam doa dan meditasi kita, juga telah diajarkan dalam Injil. Yakinlah, kamu harus menjadi seperti anak-anak. Jika tidak, kamu tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. (Matius 18:3)
Yesus mengajarkan kepada kita bagaiman seharusnya cara hati kita bersikap, bagaimana cara mengenali terang dalam hati kita. Caramu memandang oranglah menunjukkan siapa kamu. Jika kamu memandang orang dan kamu mau menolongnya, kamu akan penuh dengan terang (terang Simbol kebaikan dan kebenaran yang menunjukkan ciri-ciri Kerajaan Allah). Jika kamu memandang orang dengan maksud pribadi, kamu akan penuh dengan kegelapan. (Simbol dosa dan kejahatan yang menunjukkan ciri-ciri kerajaan setan). Dan jika pelita yang ada padamu sungguh-sungguh gelap, kamu mempunyai kegelapan yang luar biasa. (Matius 6:22-23) Jadi kebenaran adalah bukan saja dari apa yang kita lakukan, tetapi didasarkan pada niat batin dalam hati kita.
Kita harus mencariNya, datang kepada batu penjuru yang hidup, datang kepada Tuhan melalui keheningan meditasi kita. Berlakulah seperti bayi yang baru lahir, yang haus akan susu murni demi kebutuhan rohmu. Dengan meminum itu kamu akan bertumbuh dan diselamatkan. Kamu sudah merasakan kebaikan Tuhan. Datanglah kepada Tuhan Yesus, batu yang hidup itu. Batu itu ditolak oleh manusia, tetapi batu itu sangat berharga bagi Allah dan sudah dipilih-Nya. Kamu juga seperti batu-batu yang hidup. Allah memakai kamu untuk membangun bait rohani dan Dia telah membuat kamu imam kudus. Kudus Umat Allah adalah kudus karena mereka dimurnikan melalui Kristus dan mereka hanya kepunyaan Allah. Dengan bantuan Roh Kudus mereka menjaga dirinya dari dosa, dan hidup hanya untuk Allah. untuk memberikan kurban-kurbanKurban Persembahan atau pemberian kepada Allah. rohani kepada-Nya, yang akan diterima-Nya karena Yesus Kristus. (I Petrus 2:4-5)
Kita khususnya yang telah dewasa, dari pengalaman hidup kita, sering kali membawa kita kepada perasaan khawatir, rasa takut, dan penderitaan hidup yang membuat kita menjadi lebih sulit dalam proses meditasi ke tahap mendapatkan karunia Roh Kudus. Kita harus menjadi seperti bayi yang baru lahir, yang belum diracuni oleh hal-hal duniawi, agar mudah mendapatkan karunia-karunia Roh Kudus.
Dan kita dapat menjadi seperti para murid Yesus, yang dapat mendengar suaraNya, melihat terangNya, menjamahNya dengan nyata. Hubungan kita dengan Allah menjadi lebih dekat, dan Allah selalu menyertai hidup kita.
Kami memberitakan kepadamu tentang yang telah ada sejak sebelum dunia ada: Kami telah mendengarnya, kami telah melihatnya dengan mata kami sendiri, kami telah menyaksikannya, kami telah menjamahnya dengan tangan kami. Itulah Firman yang memberikan hidup. Hidup itu telah dinyatakan dan kami telah melihatnya. Kami bersaksi dan sekarang kami memberitakan tentang hidup yang kekal itu kepadamu. Hidup itu ada bersama-sama dengan Bapa, dan telah dinyatakan oleh Bapa kepada kami. Kami telah melihat dan mendengarnya dan kami memberitakannya kepadamu juga supaya kamu pun mempunyai hubungan yang erat dengan kami, karena hubungan kami adalah hubungan yang erat dengan Bapa dan Anak-Nya, Yesus Kristus. Semuanya itu kami tuliskan kepadamu supaya sukacita kita menjadi sempurna. (I Yohanes 1:1-5)